MENENGOK EKSOTISME KEBUDAYAAN SUKU DAYAK KENYAH DESA PAMPANG KALIMANTAN TIMUR

Lamin Tempat pertunjukan tarian adat dayak Kenyah desa Pampang

Mendengar pulau Kalimantan pasti yang terbayang adalah Suku Dayak dengan segala daya tarik eksotisme yang syarat akan suasana mistis, dan pedalaman hutan yang luas di sana. Beruntungnya di awal bulan Januari tahun 2015, saya berkesempatan untuk ber-kunjung ke desa adat dayak, tepatnya di Desa Pampang sebuah desa sekaligus situs budaya yang kini menjadi destinasi wisata andalan,dan diresmikan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Juni tahun 1991 oleh Gurbernur HM Ardan. Desa Budaya Pampang berlokasi 23 Km dari pusat kota Samarida, melewati jalan Poros Samarinda-Bontang, berada di sebelah kiri jalan dan kita akan menjumpai papan nama pintu masuk kawasan Desa Budaya Pampang, dan harus menempuh sekitar 5Km lagi untuk sampai ke lokasi.. 

Berdasarkan sejarah gimana asal muasal desa Pampang konon sekitar tahun 1960-an , Suku Dayak Apokanyan dan Kenyah yang saat itu berdomisisli di wilayah Kutai Barat dan Malinau, hijrah lantaran tidak mau bergabung ke wilayah Malaysia dengan motif dan harapan taraf pendapatan atau ekonomi yang menjajikan.Rasa nasionalisme inilah yang membuat mereka memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI (sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_Budaya_Pampang)

Mereka menempuh perjalanan dan berpindah-pindah selama bertahun-tahun, hanya dengan berjalan kaki. Untuk menyambung hidup, mereka singgah di tempat-tempat yang dilaluinya dan berladang. Kehidupan mereka terus berpindah-pindah untuk berladang. Sehingga akhirnya mereka sampai di kawasan Pampang.Akhirnya mereka hidup di Desa Pampang dan melakukan berbagai kegiatan masyarakat, seperti bergotong-royong, merayakan natal dan panen raya.(sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_Budaya_Pampang)


Pintu masuk lamin adat Desa Pampang


Atmosfir adat dayak benar-benar kental dan mempesona lantas perasaan kaggum pun muncul terlebih lagi begitu melihat lamin adat Pamung Tawai ( rumah adat suku dayak), dengan eksotisme ukiran dan corak lukisan yang khas, dengan warna yang indah, oh iya setiap warna dan ukiran disini semuanya syarat akan makna bagi masyarakat setempat, seperti warna kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru me-lambangkan kesetiaan, dan warna putih melambangkan kesucian. Dan lamin dibangun dari kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri),  disebut juga kayu besi, rata-rata rumah lamin berusia sangat tua, namun masih sangat kokoh. Dan terdapat pula ukiran patung khas disekitaran lamin. 

Ukiran khas adat Dayak
Disini kita bisa menikmati pertunjukan tari-tarian adat yang akan diselengarakan setiap hari Minggu dan akan dimulai tepat pukul 13.00 - 15.00 WITA. Tarian adat disini dibawakan langsung oleh masyarakat setempat, baik mulai anak-anak, remaja, ibu-ibuk, bahkan kakek juga. Untuk berkujung ke sini dikenakan biaya tiket masuk Rp 15.000 per orang. Untuk tamu yang datang di awal kita bakal dapet souvenir gelang. 


Suasana pengujung menunggu pertunjukan yang akan segera dimulai 
Hingga akhirnya pemandu acara tari membuka acara tersebut , dan menjelaskan makna akan tarian yang akan dimulai, dan alunan musik pun dimulai, perasaan merinding bercampur kaggum benar-benar terasa dan sedikit bercampur suasana etnis dan mistis. Tarian pembuka sebagai tarian sambutan tamu Nyalama Sakai sebagi pembukaan, dilanjut dengan tari Enggang (perpindahan masyarakat dayak ke Kota) , Udo Aban (Pengusiran roh jahat), Manyam Tali (persatuan), Anjai (peperangan) , Leleng (Penutupan). Dari bebrapa tarian yang dipertunjukan pengunjung juga diajak ikut partisipasi dan diujung acara pengunjung diajak menari bersama, suasana yang awalnya sedikit teggang lambat laut akan terasa membaur dan mengasikan.

Eksotisme tarian Dayak dari desa Pampang

Tari Enggang 


Gemulai tarian yang di bawakan oleh ibu-ibu Pampang

Tari Mayam Tali yang mengandung makna akan perstuan

Tari Udo Aban ( Pengusir Roh Jahat)

Salah satu tarian yang dibawakan oleh ibuk-ibuk di Pampang
Dipeghujung acara pengunjung diajak berpartisipasi untuk menari bersama dengan alunan khas Dayak

Bisa foto bareng ama neng cantik ini

Disana juga kita bisa membeli oleh-oleh kenangan berupa pernak pernik hand made khas Dayak, disamping lamin. Oh iya kita bisa berfoto juga dengan penari dan sesepuh Dayak dan sebagian masih mempunyai telinga panjang. Bahkan kita bisa sewa pakaian untuk berfoto dengan pakaian khas Dayak pula.

Komentar