JEJAK PERADAPAN KUNO PEDALAMAN TIMUR BORNEO GOA MERDUA

Goa Merdua Desa Pengadan Kec.Karangan Kab Kutim Prov Kaltim
Welcome to Pengadan,begitulah mungkin sambutan yang mustinya ada. Salah satu desa terpencil di Kecamatan Karangan Kabupaten Kutim Provinsi Kalimantan Timur. Desa Pengadan ditempuh dengan waktu kurang lebih 10 jam dari kota Bontang,( dengan rute Bontang-Sangatta-Bengalon-Kaubun-Karangan), jalan menuju TKP sangat susah terlebih habis hujan jalanan bisa sangat tak bersahabat, karena sebagian besar jalanan masih dalam kondisi tanah, dan karakteristik tanah disana berlumpur dan licin, engga kebayang saja kalo mobil terjebak dalam kondisi tersebut,bahkan menurut cerita orang-orang tua sana unuk sampai ke desa tersebut bisa memakan waktu 2-3 hari perjalanan dan parahnya juga dimusim kemarau jalanan yang dilewati berhambur debu yang sangat tebal. Adapun akses selain jalan poros yaitu melewati jalanan sawit, dan ini perlu orang yang biasa lewat situ, bagi kaum awam disarankan untuk tidak mencoba, bener-bener kaya labirin lewat jalan sawit itu.


Desa Pengadan dikelilingi hutan sawit 
By the way gimana bisa ada desa di tengah pedalaman hutan Kalimantan begitu ? Desa ini  awalnya dibangun oleh orang-orang perantau dari Banjar dan Kutai, yang kebanyakan dimulai saat terjadi penjajahan di Indonesia sehingga orang-orang melarikan diri sampai keplosok pedalaman guna menghindari kekejaman penjajah waktu itu. dan hingga saat ini masih bertahan, namun terlihat sepi, kebanyakan dari mereka bermata pencaharian sebagai petani, berladang dan sebagian berdagang. Pada tahun 1970-an pernah berdiri perusahaan kayu yang sangat besar yang bernama PTS (PT.sangkulirang) yang merupakan anak perusahaan dari joint Venture Yayasan Angkatan Laut dan pengusaha kayu nasional dengan para pemipin perusahaan kebanyakan adalah tenaga asing dan para purnawirawan Angkatan Laut dibawah naungan PT.Barito Pasific timber Group, dimana mas itu benar-benar berjaya perusahaan juga memfasilitasi Lapangan Terbang. Sehingga banyak para pendatang guna mencari penghidupan, terutama suku Jawa dan suku dari Sulawesi ( Bugis dan Toraja ). Pada tahun 1998 perusahaan ini kolaps dikarenakan prosuksi berupa kayu yang dibutuhkan telah habis,belum lagi maslah reboisasi yang gagal sehingga ijin HPH tidak diperpanjang lagi. Dan masyarakat mulai merintis kembali kebunya untuk menyambung hidup. 




Maksud dan tujuan utama saya berkunjung di Desa Pengadan adalah karena alasan pekerjaan, dan stay di desa 3 hari 2 malam, di hari ke tiga pekerjaan selsai, sempat tau dari internet jika di Desa ada sebuah Goa dengan lukisan manusia purba, dan saya bener-bener berhasrat untuk mengunjungi tempat tersebut, kebetulan pemandu saya mas Agung selaku teman pekerjaan di sana Hingga akhirnya persiapan untuk My Trip my Advanture berlanjut terlaksana, tas dengan isi air minum, hape buat foto’, dan macm sebagianya sudah siap. Dan Mas Agung tiba tiba kasih saya parang. 

saya     :  "Waduhhh apa ini ? "
Agung : " udah mas bawa aja, khawatir ada ular atau pun tanaman yang menutupi jalan dah                                  bawa aja buat jaga-jaga,,,"



Perjalanan menuju goa Merdua dimulai, letaknya memang tak begitu jauh dari desa Pengadan sekitar 7 KM saja. Sepanjang perjalanan memang pemandangan kurang menyenangkan, bekas kebakaran hutan dan jalanan yang memang masih berbatu, dan debu bertebaran.20 menit perjalanan kami akhirnya sampai di jalan utama, untuk menuju goa perjalanan musti dilanjut dengan tracking berjalan kaki dengan kondisi medan berbatu, bukit, dan hutan asli.


Bukit Karst Pengadan Goa Merdua


Sang sanksi dimasa lampau

Awalnya  kami melewati lahan pertanian warga, dan saya melihat ada tunas padi mulai muncul, ini kali pertama saya melihat bercocoktanam padi tapi ,kaya nanem jaggung. 5 menit melewati lahan selanjutnya memasuki perkrbunan campur hutan haaa, disini parang muali berguna, kami menyusuri bekas sungai kering, masuk kedalam hutan yang memang mengarahkan ke perbukitan kapur pengadan, perjalanan cukup membuat saya benar benar ngos-ngosan. Terlebih lokasi goa yang di atas tebing dan jalan yang selalu berubah, belom lagi perasaan khawatir akan nyasar haaa haaa. Sepanjang perjalanan juga banyak banget nyamuk. 15 menit perjalanan masuk hutan, mas aggung bilang musti naik ke atas, widiihh disini saya benar-benar merasakan jantung berdebar, panas luar biasa, cape juga haaaa haa nanjaknya gak main-main bener-bener curam. Mas aggung berjalan didepan seringkali menebaskan parang buat akses jalan, perjalanan naik dan menepi berlangung cukup lama, terlebih dikit-dikit istirahat. Sesekali berpegangan batu dan akar tanaman buat terus naik. Saran saat ke goa merdua mesti pakai sepatu soalnya memang bebatuan kapur disini tajam banget. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit akhirnya mas agung bilang ini loh goany/..... Disitu saya benar-benar merasa senang akhirnya bisa juga nyampe. Momen indah dan seketika penyakit selfi
melanda, heeee heee saya langsung meminta  mas aggung buat fotoin saya, kesan pertama masuk goa sama dengan goa pada umumnya, bau kotoran kelawar menyambut dengan pekat, terus suasana lembab dan aura sedikit horor haaaa haaaa haaa. Maklum saja kami benar benar hanya dua manusia di goa tersebut. Mas agung langsung mengajak saya buat ke samping goa, benar saja dari situ udaranya enak baget trus bisa ngeliat satu desa pengadan yang bener bener dikelilingi hutan sawit yang luas. Disitu kami bersantai. Sehabis itu baru kami berkeliling di sekitaran Goa dan berfoto-foto.


Goa Merdua


Dinding Kapur Bukit Karts Goa Merdua 

Suasana pertama begitu memasuki goa memang meyeramkan bahkan saya sempat berhenti dan merinding ketakutan, sampai akhirnya tekad saya belik untuk melihat sekitar.Mas agung mengajak saya di sebelah sisi selatan goa dari sana saya beristirahat dan menikmati sepoi angin, terlihat juga hamparan luas hutan sawit dan desa terlihat sangat kecil, nampak pula bekas kebakaran hutan yang nampak sangat memilukan untuk dibayangkan.10 menit saya melepaskan lelah dan baju saya benar-benar basah akan kringat. akan tetapi begitu melihat sisi dalam goa seketika itu juga saya merasa paranoid, kondisi dalam goa benar-benar gelap bau kotoran kelawar menyengat hebat mengaggu nafas saya bercampur dengan lembab a udara dalam goa. bahkan senter yang kami bawapun tak cukup untuk memberikan terang. Belom lagi suasana sepi disana. menimbulkan kesan kuat akan betapa horor pikiran sayapun makin menjadi-jadi untuk ngebayangin hal yang aneh" dan akhirnya saya putuskan untuk tidak masuk terlalu jauh kedalam, demi keselamatan yahh,,, dari luar nampak stalagmit dan stalaktit nampak jelas bahwa terbentuknya ini beribu tahun lamanya, Dan bebrapa coretan konyol anak kurang berfikir menggangu pemandangan. Sangat disayangkan,,,


Goa Merdua Desa Pengadan Kab Kutim


Goa Merdua Desa Pengadan Kab Kutim
Goa Merdua Desa Pengadan Kab Kutim
Goa Merdua Desa Pengadan Kab Kutim Suasana Gelap membawa fantasi Horor

Disana  terdapat beberapa lukisan kuno yang memang nampak mengagumkan, konon berdasarkan informasi yang saya baca dari google lukisan ini berumur lebih dari 5000 SM dan penelitian ini diprakasai oleh ilmuwan asal prancis ( Orang Indonesia kemana nihh ) bayangangin saja dan masih bisa terlihat ampe sekarang. Dan beberapa lukisan yang lain terkikis oleh alam. Ya maklum in saja memang udah berumur segitu.

penanda dari instansi terkait yang tidak terawat Goa Merdua

Lukisan tangan manusia purba konon usianya di atas 5000SM Goa Merdua

Lukisan prasejarah  mirip dengan laba-laba purba Goa Merdua 

Lukisan purba nampak seperti binatang reptile Goa Merdua

Sebagian sisa lukisan purba dan rusak oleh alam Goa Merdua
Sayang sekali tak banyak informasi yang saya dapatkan baik itu di lokasi maupun di internet, entah apa memang tidak ada penelitian lanjut atau kurang populernya tempat ini, beberapa warga pun juga tidak paham akan kisah goa Merdua tersebut. Padahal ini adalah salah satu bukti nyata yang menjelaskan betapa majunya peradapan nenek moyang bangsa ini dimasa itu bahkan jauh sebelum bangsa orang barat. Dimana peran Instansi terkait perihal perlindungan terhadap cagar budaya prasejarah, akan kah dibiarkan begitu saja dan hancur lantas anak cucu kita kelak bagaimana? apa yang akan mereka banggakan terhadap bangsa lain. ?  





Saran : 
Sebaiknya jika anda berkunjung ke Goa Merdua ada baiknya bersama rombongan beramai, 
Jangan pernah berniat untuk merusak apa yang ada di dalam goa
Jangan bertingkah bodoh seperti mencorat coret didinding goa maupun batu,
Jangan membuang sampah sembarangan
Pakailah lotion anti nyamuk
Bawa parang dan Air minum yang banyak,
Gunakan sepatu savety





Komentar