Tepatnya seminggu setelah saya terbebas dari rumah sakit, dan bergembira bebas, dan bahkan saya sudah berani-beraninya melakukan pantangan dari dokter, yang notabene sangat pantang bagi saya. Udah saking ngebetnya di hari ke empat setelah operasi saya sudah berani makan nasi padang dengan menu lengkap oh iya lauk dagging rendang. Di hari selaanjutnya saya makan di angkringan mang udin bersama kaka saya. Selanjutnya di keesokan malamnya saya makan steak di Bu Harman, hmmm nyam nyam nyam.
And then saya harus menyerah dengan semangkuk soto Lamongan, disaat saya sarapan asik. Selepas mengantar kakak dan menjemput temen cewek si angga di Bandara Spinggan. Suasana pagi sedikit dingin, Balikpapan Baru di kawasan ruko deket lampu merah, saya memasan soto hangat dan segelas teh hangat, tidak terlalu terburu sebanarnya kala itu, bahkan saya meniup setiap suap sendok yang hendak saya makan. Sesaat saya terhenti karena merasa ada yang tak beres di tenggorokan saya. Saya coba abaikan, namun perasaan aneh dan asin tak kunjung berhenti bahkan ketika saya minumpun.
mencoba meludah rasanya tak enak di tempat makan saya permisi ke belakang, Uhhhh benar saja apa yang dokter khawatirkan, darah keluar ketika saya meludah. Sedikit panik mengingat tempat yang jauh dengan Bontang. Sesaat mencoba tenang, dan saya menghubungi temen yang ada di Balikpapan. Sekitar 20 menit datanglah teman saya. Sesaat kami bercerita kemudian saya bilang kepengen numang tempat istirhat.
Hingga malam berlanjut dan pendarahan tak kunjung berhenti saya tekadkan sendiri ke rumah sakit Silloam Balikpapan, berhubung teman sedang repot saya berangkat sendiri wahhh benar benar kasihan saya ini...... Sesampainya disana saya cukup lama mengantri mengingat malam itu antrean pasien cukup ramai. Dan akhirnya giliran saya, Dokter Made beliaulah yang memeriksa, bahkan saya sempat permisi untuk meludah.Beliau menyarankan untuk segera balik ke Bontang dimana RS tempat saya operasi, kemudian beliau meresepkan obat jalan sementara.
Hingga malam pun tak juga saya bisa tenang tidur, hampir setiap 45 menit saya bolak balik toilet. Karena saya tidak tahan menelan darah yang terus keluar, bahkan terkadang menggumpal ditenggorokan hingga terasa penuh mulut, sesak serta mual. Malam yang menderita kala itu. Hingga tiba keesokannya hari baru saya bisa balik ke Bontang. Tancap gasss....
Sekitar 3 jam perjalanan kami pun sampai di Samarinda, niatan pengen langsung ke Bontang ehh si Angga malah ngajak ke desa Pampang. Sepanjang pertunjukan dan sepanjang perjalannan saya benar benar menderita. Hingga di KM 20 arah kota Bontang saya benar benar lemas. Saya memohon Angga supaya langsung ke UGD RS PKT saja.
Coktail genks RS PKT Bontang |
Sesampainya disana saya turun dari mobil segera memasuki UGD, segera saya menyampaikan apa yang saya alamin. Segera perawat menyuruh saya untuk berbaring di bed paling ujung ruangan. Saya memperhatikaan dokter sedang menelpon sesorang dan menceritakan kejadian saya, saya yakin dokter sedang berbicara dengan dokter Dindi ( dokter yang melaksanakan operasi saya). Saya tak kuat menahan darah, dan saya terlalu lemas untuk berjalan saya panggil perawat dan meminta wadah untuk meludah. benar saja darah terus keluar tanpa henti. Akhirnya perawat memasang jarum infuse. Beberapa kali jenis obat diinjeksikan melalui jarum infuse saya yang sudah terpasang. Seketika mulut saya terasa masam kemudiahan pahit. Mata saya buram. dan perut terasa seperti dikocok. Uhh obat apa iniiiijhhh gumam saya.... Beberapa kali dokter mengamati saya dan selama 30 menit tidak terjadi perubahan kemudian dokter mwemutuskan menaikan dosis. Hingga mulut saya benar pahit, kepala semakin pusing, sensai yang sama namun lebih menyiksa. Hingga akhirnya saya harus jalan cepat dan sempoyongan ke kamar mandi. Sesampainya disana saya jonggok dan muntah darah. Badan saya gemetar melihat sebegitu banyaknya darah yang keluar. Dan segera saya siram air kemudian saya panggil suster, penglihatan saya benar-benar buram.
Selanjutnya saya di berikan obat kembali, dan saya sudah mulai stabil, darah yang byasanya terasa ditenggorokan mulai tak saya rasakan. Disaat itu pula perawat mengatakan saya harus menginap di Rumah Sakit hingga benar-benar pulih.
Kondisi tenggorokan masa opname sehari |
Hari ke-3 masa opname dan persiapan pulang RS PKT |
Sudah bisa pulang RS PKT bye |
RS PKT Bontang |
Oh iya sehari setelah saya dirawat di RS PKT saat jam visit dokter benar saja apa yang saya firasatkan, hahahaha. Dokter Dindin masuk dan ngomel-ngomel hahahaha, dan suster pada senyum senyum, kaya kegirangan. hahhahhaha saya sadar itu memang saya yang bandel. Yang seharusnya saya tak perlu kembali ke opname. Dan 3 hari kemudian saya diijinkan balik. Bahagai sekali genks. Dan kali ini bahkan saya siap makan apa saja. Arggg....... Argggg. Arggggg ................
.
.
.
.
.
.
.
..
.
..
.
.
Sakit opo Pi..ngeri banget
BalasHapussorry, ini tahun 2016 operasi amandel trus sempat pendarahan
BalasHapus